Pemandangan Gunung Fuji dan Pohon Maple Daun Merah

Pemandangan Gunung Fuji dan Pohon Maple Daun Merah

Tuesday, March 10, 2015

Prefektur Okinawa

 
Gambar : Okinawa Perfecture


Prefektur Okinawa (沖縄県 Okinawa-ken?, bahasa Okinawa: Uchinaa-ken) adalah prefektur yang terletak di bagian paling selatan Jepang. Prefektur ini terdiri dari ratusan pulau yang disebut Kepulauan Ryukyu dan membentuk rantaian kepulauan yang panjangnya lebih dari 1000 km, antara barat daya Kyushu (pulau paling selatan dari keempat pulau utama Jepang) dan Taiwan. Kepulauan Senkaku (Kepulauan Diaoyu) yang sedang dipertentangkan juga termasuk wilayah administrasi Prefektur Okinawa.

Sejarah

Kepulauan Okinawa sudah dihuni manusia sejak puluhan ribu tahun yang lalu.[1] Bukti-bukti tertua keberadaan manusia di Kepulauan Ryukyu ditemukan di Naha dan Yaese.[2] Pada periode Prasejarah Ryukyu yang berlangsung puluhan ribu tahun hingga abad ke-12, Ryukyu mendapat pengaruh budaya dari negara-negara tetangga di Asia. Periode sejarah Ryukyu sebelum invasi Domain Satsuma disebut periode Ryukyu Kuno. Di bawah administrasi Keshogunan Tokugawa, Kerajaan Ryukyu berada dalam periode Ryukyu Modern yang ditandai dengan pesatnya perkembangan seni pertunjukan dan budaya Ryukyu.[1] Kata Ryukyu pertama kali disebut-sebut dalam Buku Sui, namun sebutan itu mungkin berarti Taiwan, bukan mengacu kepada Kepulauan Ryukyu. Bahasa Jepang yang dipakai untuk menyebut pulau ini adalah Okinawa, dan pertama kali ditemukan dalam biografi Jianzhen yang ditulis tahun 779. Kehidupan masyarakat agraris dimulai pada abad ke-8, dan berkembang dengan lambat hingga abad ke-12. Berkat lokasi Kepulauan Okinawa yang berada di tengah-tengah Laut Cina Timur dan berdekatan dengan Jepang, Cina, dan Asia Tenggara, Kerajaan Ryukyu berkembang sebagai negara perdagangan yang makmur. Pada periode Kerajaan Ryukyu juga dibangun gusuku-gusuku yang berfungsi sebagai benteng sekaligus tempat kediaman penguasa. Kecenderungan ke arah unifikasi politik di Kepulauan Ryukyu dimulai dengan pendirian Kerajaan Ryukyu merdeka pada tahun 1429.[1] Sejak abad ke-15, Kerajaan Ryukyu termasuk salah satu negeri upeti Kekaisaran Cina.
Pada 1609, Kerajaan Ryukyu diinvasi oleh Domain Satsuma yang berkuasa di wilayah yang sekarang disebut Prefektur Kagoshima.[1] Meskipun tetap menjalin hubungan negeri upeti dengan Cina, Kerajaan Ryukyu di bawah kekuasaan Keshogunan Tokugawa dan klan Shimazu dari Satsuma, Kerajaan Ryukyu diharuskan setuju untuk membayar upeti kepada keshogunan dan Domain Satsuma. Kedaulatan Ryukyu tetap dipelihara mengingat aneksasi Ryukyu oleh Jepang berarti menciptakan pertikaian dengan Cina. Klan Satsuma memperoleh untung besar dari berdagang dengan Cina semasa perdagangan dengan luar negeri sangat dibatasi oleh keshogunan.
Meskipun berada di bawah pengaruh kuat Domain Satsuma, Kerajaan Ryukyu tetap memperoleh kebebasan politik dalam negeri yang cukup selama lebih dari 200 tahun. Empat tahun setelah Restorasi Meiji 1868, Pemerintah Jepang melakukan serbuan militer ke Okinawa. Kerajaan Ryukyu dianeksasi sebagai Domain Ryukyu setelah Jepang beralih dari negara feodalistis menjadi negara modern. Pada tahun 1879, Domain Ryukyu diubah bentuknya sebagai Prefektur Okinawa, dan periode Okinawa Modern dimulai. Pada waktu itu Dinasti Qing masih menegaskan kedaulatannya atas pulau-pulau di Kerajaan Ryukyu yang diklaim sebagai negeri upeti Cina. Domain Ryukyu baru diubah menjadi Prefektur Okinawa pada tahun 1879, sementara domain-domain lainnya di Jepang sudah dijadikan prefektur sejak 1872. Meskipun Parlemen Jepang telah dibentuk sejak 1890, namun orang Okinawa baru pertama kalinya mendapat hak memilih untuk mengirimkan wakil rakyat pada tahun 1912.[3] Keadaan ekonomi Prefektur Okinawa awalnya jauh dari makmur, dan penduduk Okinawa banyak yang pindah ke luar negeri.[1]
Semasa Perang Dunia II, Okinawa merupakan tempat terjadinya pertempuran darat besar-besaran. Periode Okinawa Pascaperang dimulai setelah selesainya Pertempuran Okinawa dan kapitulasi Jepang. Kepulauan Okinawa terpisah dari Jepang administrasi Amerika Serikat selama 27 tahun hingga tahun 1972. Periode Pascaperang Okinawa dibagi menjadi dua bagian: periode Okinawa Administrasi Amerika Serikat, dan periode Pascapengembalian Okinawa.[1] Selama berada di bawah pendudukan, Angkatan Udara Amerika Serikat mendirikan beberapa pangkalan militer di Kepulauan Okinawa. Semasa Perang Korea, pesawat-pesawat pengebom B-29 Superfortress diterbangkan dari Pangkalan Angkatan Udara Kadena ke Korea dan Cina.
Pada tahun 1972, Amerika Serikat mengembalikan Kepulauan Okinawa kepada Pemerintah Jepang. Berdasarkan Perjanjian Keamanan Amerika Serikat-Jepang, Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jepang (USFJ) menempatkan kekuatan militer dalam jumlah besar di Jepang. Total 27.000 personel Amerika Serikat, termasuk 15.000 anggota Marinir, Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan 22.000 anggota keluarga mereka ditempatkan di Okinawa.

Sumber :  id.wikipedia.org

No comments:

Post a Comment