Pemandangan Gunung Fuji dan Pohon Maple Daun Merah

Pemandangan Gunung Fuji dan Pohon Maple Daun Merah

Tuesday, March 10, 2015

Mengenal Sumo: Turnamen Profesional Sumo di Jepang

Pegulat Sumo berkumpul di Dohyo sebelum turnamen dimulai


Peringkat pegulat sumo profesional ditentukan oleh enam turnamen Grand Sumo (honbasho) yang diselenggarakan 6 kali dalam setahun. Turnamen bulan Januari, Mei dan September dilakukan di Arena Sumo (Kokugikan) di Ryogoku Tokyo, turnamen bulan Maret di Osaka, sedangkan turnamen bulan Juli di Nagoya dan turnamen bulan November di Fukuoka.

Setiap turnamen selalu dimulai pada hari Minggu yang berlangsung selama 15 hari dan ditutup juga pada hari Minggu. Pengecualian jadwal turnamen pernah terjadi ketika Kaisar Hirohito wafat pada hari Sabtu, 7 Januari 1989, satu hari sebelum dimulainya turnamen bulan Januari. Turnamen kemudian dijadwal ulang, dimulai dan berakhir pada hari Senin.

Pegulat yang menempati peringkat sekitori harus bertanding satu kali dalam satu hari, sedangkan pegulat berperingkat lebih rendah bertanding sebanyak 7 kali (1 pertandingan setiap 2 hari).
Pada hari-hari pelaksanaan turnamen, jadwal acara dibuat sedemikian rupa sehingga pertandingan antara pegulat sumo peringkat atas selalu merupakan puncak acara sekaligus pertandingan penutup pada hari itu. Pertandingan dimulai di pagi hari bagi pegulat sumo peringkat paling bawah (Jonokuchi) dan diakhiri sekitar jam 18:00 sore dengan pertarungan antara Yokozuna atau Ozeki (jika Yokozune tidak hadir). Pegulat yang memenangkan pertandingan paling banyak selama 15 hari menjadi juara turnamen. Pertandingan tambahan diadakan antar dua orang pegulat yang mempunyai jumlah kemenangan yang berimbang dan pemenang pertandingan menjadi juara turnamen.

Pegulat sumo (rikishi) berperingkat Makuuchi tiba di gelanggang sumo pada siang hari dan memasuki ruang ganti. Ruang ganti dibagi menjadi ruang ganti kubu Timur dan ruang ganti kubu Barat. Ruang ganti dibuat terpisah agar pegulat tidak saling bertemu muka sebelum pertandingan. Pegulat lalu membuka baju dan menggantinya dengan semacam celemek dari kain sutra yang disebut kesho mawashi dengan hiasan bordiran indah. Pegulat harus mengenakan kesho mawashi sewaktu mengikuti upacara memasuki ring yang disebut dohyōiri. Prosesi yang diikuti para pegulat berlangsung dari ruang ganti masing-masing kubu menuju ke ring. Pada hari-hari penyelenggaraan turnamen, upacara dohyōiri dilakukan sebanyak 4 kali, 2 kali untuk pegulat kelas Juryo dan 2 kali untuk pegulat kelas Makuuchi. Pada upacara dohyōiri, nama-nama pegulat diumumkan satu-persatu ke hadapan penonton, dimulai dari pegulat berperingkat paling rendah hingga pegulat berperingkat paling tinggi. Setelah pegulat dengan peringkat tertinggi diumumkan, para pegulat membentuk lingkaran mengelilingi wasit untuk mengikuti ritual dan berakhir dengan kembalinya para pegulat ke ruang ganti masing-masing. Yokozuna mempunyai ritual dohyōiri tersendiri yang diadakan secara terpisah dari pegulat kelas yang lebih rendah.

Pegulat yang sudah sampai di ruang ganti menanggalkan kesho mawashi untuk menggantinya dengan mawashi sambil menunggu saat bertanding. Pegulat memasuki arena sebelum waktu pertandingan yang dijadwalkan dan harus duduk di pinggir ring menanti giliran bertanding sejak dua pertandingan sebelumnya masih berlangsung. Pada saat giliran bertanding tiba, yobidashi memanggil nama kedua pegulat yang akan bertarung. Pertandingan dipimpin oleh wasit yang disebut gyoji. Pada saat berada di atas dohyō, pegulat mempertontonkan serangkaian gerakan ritual berupa hentakan kaki dan tepukan tangan yang dilakukan sambil menghadap ke penonton. Pegulat juga harus mencuci mulut dengan air yang disebut chikara mizu (air kuat). Sejumlah garam kemudian dilemparkan kedua pegulat ke dalam dohyō sebagai simbol penolak bala dan agar tidak terjadi cedera sewaktu bertanding. Setelah itu, kedua pegulat melakukan ritual singkat berupa saling berhadapan dan mengambil posisi seperti setengah mau berjongkok (posisi tachiai) untuk "mengukur" kekuatan lawan. Pada kesempatan pertama "mengukur" kekuatan lawan, kedua pegulat tidak perlu mengambil posisi tachiai tapi bisa dengan saling melototkan mata sebelum kembali ke sudut masing-masing. Ritual mengukur kekuatan lawan bisa berlangsung berkali-kali (sekitar 4 kali atau lebih pada pegulat kelas atas). Wasit (gyoji) lalu menyatakan ritual saling mengukur kekuatan lawan harus diakhiri dan pertarungan harus segera dimulai. Waktu yang dibutuhkan masing-masing pegulat untuk melakukan ritual "menakut-nakuti lawan" sambil mempersiapkan diri sendiri secara mental adalah sekitar 4 menit, tapi pegulat peringkat rendah biasanya langsung diminta untuk segera bertanding.



Pada kesempatan mengukur kekuatan lawan (tachiai), kedua pegulat harus maju secara bersamaan. Wasit (gyoji) bisa meminta kedua pengulat untuk mengulangi tachiai jika prosedur belum dianggap benar. Pada saat pertandingan berakhir, wasit mengacungkan gunbai (kipas perang) ke arah pegulat yang menang. Kedua pegulat harus kembali pada posisi awal untuk saling membungkuk sebelum pertandingan dinyatakan selesai. Jika pertandingan diselenggarakan atas bantuan sponsor, pegulat yang menang biasanya menerima hadiah uang dalam amplop yang diserahkan oleh wasit. Wasit mempunyai kewajiban untuk segera mengumumkan sang pemenang walaupun pertandingan mungkin berakhir seri. Pertandingan sumo hampir tidak pernah berakhir dengan hasil seri. Pada semua pertandingan sumo diperlukan 5 orang juri (shimpan) yang berada di sekeliling ring. Juri dapat saja mempertanyakan keputusan wasit. Jika juri meragukan keputusan yang diambil wasit, juri dan wasit bertemu di tengah ring untuk mengadakan perundingan yang disebut mono ii (secara harafiah berarti "omong-omong") untuk menentukan pegulat yang menang. Hasil perundingan dapat berupa penangguhan atau pembatalan keputusan wasit dan bahkan perintah untuk melakukan pertandingan ulang yang disebut torinaoshi.

Berbeda dengan ritual yang dilakukan kedua pegulat untuk "mengukur" kekuatan lawan yang memakan waktu lama, pertarungan antara kedua pegulat berlangsung sangat singkat dan biasanya tidak lebih dari satu menit atau bahkan hanya berlangsung beberapa detik. Jarang sekali ada pertarungan yang bisa berlangsung bermenit-menit karena wasit biasanya akan memisahkan kedua pegulat untuk beristirahat minum yang disebut mizuiri. Kedua pegulat setelah beristirahat sejenak akan kembali ke posisi terakhir sebelum wasit datang memisahkan. Wasit berkewajiban untuk membetulkan posisi akhir kedua pegulat jika posisi masih dianggap belum benar. Jika pertandingan masih belum bisa menentukan pihak yang menang sedangkan pertarungan sudah berlangsung bermenit-menit, wasit akan memisahkan lagi kedua pegulat untuk istirahat minum tahap kedua. Setelah istirahat sejenak, kedua pegulat akan memulai lagi pertarungan dari awal.

Hari terakhir turnamen disebut senshuraku (arti harfiah: "kegembiraan 1.000 musim gugur") sebagai bentuk suka cita atas keberhasilan pemenang dalam turnamen. Nama yang gemerlap untuk hari puncak turnamen berasal dari kata yang digunakan penulis drama Zeami Motokiyo. Pegulat yang memenangkan kejuaraan divisi atas (makuuchi) mendapat hadiah Piala Kaisar. Selain itu, juara juga menerima berbagai hadiah dari para sponsor. Hadiah yang diberikan umumnya berupa barang-barang seni dan makanan dalam jumlah banyak, misalnya piala ukuran besar, piring berhias, berkarung-karung beras, daging sapi yang mahal, ikan yang berukuran sangat besar, atau jamur shiitake dalam jumlah banyak.

Dalam jangka waktu 15 hari, peringkat pegulat sumo bisa naik atau bisa turun yang ditentukan menurut hasil turnamen. Pegulat yang memiliki kachikoshi berarti pegulat lebih banyak menang daripada kalah, sedangkan makekoshi berarti pegulat lebih banyak kalah daripada menang. Pada divisi Makuuchi, kachikoshi berarti skor 8 kali menang (bisa juga lebih) dan 7 kali kalah, sedangkan makekoshi berarti skor 7 kali kalah (bisa juga lebih) dan 8 kali menang. Pegulat yang berhasil memperoleh kachikoshi dinaikkan peringkatnya jauh ke atas kalau memiliki skor kachikoshi yang bagus, sebaliknya pegulat dengan makekoshi sudah pasti turun peringkat. Pegulat dikatakan berada dalam peringkat sanyaku kalau skor kachikoshi yang dimilikinya masih belum cukup untuk naik tingkat. Pegulat yang berada di divisi atas harus berhasil menang 9, 10 atau 11 kali dari 15 kali pertandingan agar peringkatnya bisa naik, sedangkan kenaikan peringkat Ozeki and Yokozuna memiliki peraturan sendiri.

 Pegulat divisi atas yang belum menyandang gelar Ozeki atau Yokozuna tapi berhasil menyelesaikan turnamen dengan kachikoshi juga dianggap berhak mendapat tiga penghargaan (sanshō) yang terdiri dari penghargaan untuk keterampilan teknik (ginōshō), penghargaan untuk semangat bertarung (kantōshō) dan penghargaan (shukunshō) atas prestasi mengalahkan Yokozuna dan Ōzeki.

sumber: id.wikipedia.org

No comments:

Post a Comment