Peta Politik Kekuasaan Jepang Era Pertengahan |
Era pertengahan Jepang ditandai oleh perebutan kekuasaan antar penguasa yang terdiri dari ksatria yang disebut samurai. Era ini bisa juga disebut era dimulainya pola feodalisme di Jepang. Pada tahun 1185, setelah menyingkirkan klan Taira yang merupakan klan saingan klan Minamoto, Minamoto no Yoritomo diangkat menjadi shogun sekaligus menjadikannya sebagai pemimpin militer yang berbagi kekuasaan dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no Yoritomo disebut Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di Kamakura (selatan Yokohama kini). Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hōjō membantu keshogunan sebagai shikken, yakni semacam adipati bagi para shogun. Keshogunan Kamakura berhasil menahan serangan Mongol dari wilayah Cina kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan 1281.
Meski secara politik terbilang stabil, Kaisar Go-Daigo yang memulihkan kekuasaan di tangan kaisar, menggulingkan Keshogunan Kamakura pada akhirnya. Kaisar Go-Daigopun akhirnya digulingkan oleh Ashikaga Takauji pada 1336. Keshogunan Ashikaga gagal membendung kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (daimyo) dan mulailah pecah perang saudara pada tahun 1467 (Perang Ōnin) yang mengawali masa satu abad peperangan antarfaksi yang disebut periode Sengoku.
Para pedagang dan misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba untuk pertama kalinya di Jepang pada abad ke 16, dan mulai mengawali pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara Jepang dan Dunia Barat (Perdagangan dengan Nanban, yang berarti orang barbar dari selatan).
Oda Nobunaga berhasil menaklukkan para daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa dan senjata api. Ia hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum pada akhirnya tewas terbunuh dalam Perang Honnōji tahun 1582. Toyotomi Hideyoshi akhirnya menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang 8tahun kemudian, yakni pada tahun 1590. Hideyoshi berusaha menguasai Korea dengan melakukan invasi ke Korea dua kali, namun gagal setelah kalah dalam pertempuran melawan pasukan Korea yang dibantu kekuatan Dinasti Ming. Setelah Hideyoshi wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea pada tahun 1598.
Sepeninggal Hideyoshi, putranya yang bernama Toyotomi Hideyori mewarisi kekuasaan sang ayah. Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati bagi Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer dari daimyo-daimyo lain. Setelah mengalahkan faksi dan klan-klan pendukung Hideyori dalam Perang Sekigahara tahun 1600, Ieyasu diangkat sebagai shogun pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan Ieyasu di Edo (kini disebut Tokyo) disebut Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa menaruh curiga terhadap kegiatan misionaris Katolik, dan melarang segala hubungan dengan orang-orang Eropa. Hubungan perdagangan pun dibatasi hanya dengan para pedagang Belanda di Pulau Dejima, Nagasaki. Pemerintah Tokugawa juga menjalankan berbagai kebijakan seperti undang-undang buke shohatto yang berfungsi untuk mengendalikan kekuasaan daimyo di daerah. Pada tahun 1639, Keshogunan Tokugawa mulai menjalankan kebijakan sakoku ("negara tertutup") yang berlangsung selama dua setengah abad yang disebut periode Edo. Walaupun menjalani periode isolasi, orang Jepang terus mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia Barat. Di Jepang, ilmu dari buku-buku Barat disebut rangaku (ilmu belanda) karena berasal dari kontak orang Jepang dengan pedagang Belanda di Dejima, Nagasaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga memulai studi tentang Jepang sendiri, dan menamakannya sebagai "studi nasional" tentang Jepang sebagai kokugaku.
sumber: id.wikipedia.org
kereeeennn
ReplyDeleteMaturnuwun @Ep Media, selamat ya buat launching publish Ep Medianya :D
Delete